(Hanya)
Mama Ku
Galau
ku terulang lagi malam ini ,tapi aku tak mau menangis. Aku mau
diam,hanya diam saja biar hilang sendiri gundah ini.Biar hilang
sendiri di genggaman jemari ku tergenggam tasbih terpekur di atas
sajadah,membisu dalam doa . Sudah kini tak ku hiraukan semuanya untuk
malam ini. Karena aku hanya ingin egois untuk malam ini. Egois adalah
satu hal yang jarang ku lakukan baik dalam terutama cara ku dalam
menghadapi semuanya, biasanya aku bisa sabar tetapi entahlah kenapa,
kali ini aku tak bisa padahal sudah ku usahakan agar tak jatuh air
mata, tetapi bening –bening tetesnya kenapa juga harus jatuh dan
membasah
Haruskah, sebuah luka dipendam begitu lama padahal luka apapun pasti
akan tercium lama kelamaan,tanpa harus menunggu kapan sebuah luka,
apalagi yang telah tertoreh dalam jiwa akan mengering dan
meninggalkan resah juga amarah .Amarah, adalah emosi yang tak boleh
dipelihara meski terlihat embun – embun duka menetes disana. Dan
kesabaran adalah hal yang sangat efektif untuk mengusir nya kesabaran
ketika aku masih percaya bahwa tak ada kesempurnaan disini yang
benar-benar sempurna dan tak ada yang Dia putuskan kecuali ada maksud
atas yang terjadi Dia maha S.E.M.P.U.R.N.A tak akan menyia nyiakan
hambanya .
Namaku
Farah, nama yang kata mama ku artinya kegembiraan, mungkin waktu itu
mamaku begitu bahagia atas kehadiranku. Kenapa mama, kenapa papa tak
ku sebut ya,karena jujur yang hadir dalam hidupku selama ini hanya
mama, selama 17 tahun hidupku setahuku hanya mama yang membesarkan ku
. Pekerjaan mama sebagai guru di sebuah SD, dan juga terkadang
menjadi penulis free lance untuk rubik sebuah majalah,menurutku lebih
dari cukup kalau hanya digunakan untuk membesarkanku, apalagi sosok
mama yang ku kenal.Mama Aisyah,mama ku begitu cantik,cerdas,juga
lembut dan elegan. Karenanya ku simpulkan di dunia ku, dunia yang ku
bangun sendiri sejak dulu. Tak ada ibu di dunia ini secantik mama ku,
tak ada mama di dunia ini secerdas mamaku. Aku begitu mengaggumi
mama. Aku juga sangat sayang pada beliau. Sosok idola ku, mamaku
sendiri,Aisyah Saraswati.
Minggu
pagi adalah waktu yang paling menyenangkan,kalian pasti tahu kenapa
Week End menjadi suatu hal yang paling ditunggu,karena bagi Farah
Assyifa,yaitu aku . Weekend adalah waktu dimana aku bisa “bebas”untuk
sementara dari tugas harianku sebagai seorang pelajar, biasanya di
hari Minggu mama akan mengajakku memasak di dapur kecil, hmm mama
bisa masak apa saja,mulai dari donat,brownies salad,hmm pokoknya apa
saja masakan mama ku bervariasi,cara memasak yang mama pelajari dari
tumpukan majalah di meja yang suka beliau baca.Tetapi mama kadang
sangat tertutup. Mama jarang sekali bercerita,apalagi yang menyangkut
hal pribadi. Apa karena mama,menganggapku masih kecil? “Yeah,padahal
aku sudah remaja 17 tahun.” Tapi Farah juga jarang bertanya,
apalagi jika masalahnya sudah berhubungan dengan papa.Padahal,jujur
aku rindu padanya dan terkadang rasa iri dan cemburuku muncul saat
teman-teman di sekolah mulai bercerita soal sosok ayah mereka.
Kembali ke hari ini ya, hari ini tidak biasanya mama menyuruhku
membersihkan lantai atas,lantai atas yang di fungsikan sebagai
gudang. Biasanya aku malas ke gudang, apa enaknya sih???sudah
kotor,pengap,penuh debu dan usang hehehe emang lagu? J
belum lagi dengan penghuninya yang bernama tikus,kecoak,DKK waduh
membuatku paling anti masuk ke sana. Tapi, untuk hari ini tetap ku
lakukan,mmm… gak ada salahnya juga kan, melakukan hal yang jarang
kita kerjakan??? “Okay,
Let’s go to GUDANG.”
Satu
jam lewat aku di disini,dan kegiatan ku sekarang adalah membersihkan
tumpukan buku-buku mama. Ehm, dari dulu sampai sekarang ternyata buku
mama cukup banyak ada majalah Femina bulan Oktober 1995 Ya
Allah,majalah itu umurnya sepantaran dengan ku. Mungkin majalah ini
di beli mama ketika umurku menginjak 1 bulan.”Amazing” karena
masih tersimpan hingga sekarang.Iseng-iseng ku buka lembar –lembaran
nya. Ternyata, nyelip disitu buku diary kecil berwarna biru muda,yang
nggak salah lagi itu buku mama .
Di
halaman pertama tertulis
17
September 1995
Ini
adalah hari ke 10 mu sayang,tepat sepuluh hari ketika mama berhasil
melahirkan mu,walau sendirian jam 18.00 wib kau lahir dengan
sehat,kau cantik lebih cantik dari putri Diana karena kau juga bukan
puteri Diana, kau putri ku saja putri kecilku yang akan ku besarkan
dengan cintaku saja. Kalau kau kelak bertanya tentang papamu, akan
kututurkan sayang. Papamu sudah pergi di tempat yang tenang,pada hari
itu 2 bulan sebelum kelahiran mu,papa mu sakit .Sebuah penyakit yang
ku harap kau bisa menerimanya papamu terserang AIDS yang mama tak
tahu dari siapa papa terserang penyakit yang mematikan itu.Kita
berserah ya nak,berpasrah semoga Allah menjaga mu dan mudah-mudahan
tak ada penyakit mematikan itu di tubuh mu. (AS)
“Deg!!!”
Jantungku terasa berhenti berdetak, jadi selama ini??? Ya Allah !!!
air mataku perlahan menetes. Ku lanjutkan lagi membaca diary kecil
mama,di lembar ke 50 tertulis.
“7
September 2000 Sayangku, usiamu 1 tahun kini kau pintar kepandaian mu
bertambah ,menggemaskan pipimu gembil matamu bulat,putri kau amat
sempurna. Tetapi rupanya Allah belum mengabulkan doaku. Penyakit itu
bersarang di tubuh mu,sehingga kau harus minum obat untuk menjaga
kekebalan tubuhmu.Antibiotik yang harus selalu ku minumkan dan untuk
membujukmu maafkan mama yang harus berbohong padamu,mama bilang obat
itu adalah vitamin supaya kau tambah pintar. Dan kau memang pintar
honey .Obat itu masih kau minum hingga sekarang. Obat yang harus kau
minum mungkin harus kau minum mungkin sepanjang usia mu( AS)
“Deg
,aku tak kuat membaca nya lagi, “mama, jadi selama ini obat itu???
Obat yang mama bilang hanya vitamin itu??? “Ya Allah …. Kembali
berjatuhan tetes air mata ku” (Dealifah, Desember 2012, untuk
hari HIV/AIDS Sedunia 1 Desember)
jadi, kena HIV???
BalasHapustulisannya dirapikan ya, riweh bacanya :D
masih usaha ya jiah
HapusGak bisa abis kebaca.
BalasHapus